Thursday, March 31, 2011

SERAM

Hari ini sebelum tengahari saya membaca SMS seorang kawan baik yang lama. SMS dihantar pada 6.30 pm semalam. Kawan saya ini amat jarang meng'SMS' saya kecuali ketika beliau mengantuk di lebuhraya Federal di tengah ibu kota.

SMSnya berbunyi; Kak aku rasa cam nok mati doh wat pHD ni.

SMS ini tidak disunting untuk menambah seri keseramannya. SEKIAN.

Wednesday, March 23, 2011

politik malaysia

Aku rasa macam bingung..err bengong aja..malas nak layan .

Wasiat Sheikh Mutawalli Sya'rawi R.M. Kepada Pemimpin

Sumber: Al Joofre Meredah Usia


Sheikh Sya'rawiMula-mula saya menjejakkan kaki ke Mesir dahulu, video di bawah saya tontoni di komputer seorang sahabat. Semangat saya untuk menegakkan Islam di bumi Malaysia bersama para ulama meluap-luap. Saya terus jatuh cinta dgn Syaikh Muhammad Mutawalli Sya’rawi, lantas menggali dan mencari khazanah ilmu beliau serta mengenali dengan lebih dekat dengan beliau.

Alhamdulillah, selepas beberapa bulan, ketika kunjungan saya dan beberapa orang sahabat ke maqam beliau di Mit Ghamr (tak jauh dari Mansurah, Mesir), kami diberi penghormatan untuk duduk ekslusif di dalam maqam bersama anak beliau yang paling rapat dan mewarisi beliau, Syaikh Abdul Rahim, dan penulis ensiklopedia Syaikh Sya’rawi. Dari kedua mereka saya dapat pelbagai input berguna tentang Syaikh Sya’rawi. Hubungan kami tidak terhenti dengan ziarah maqam tersebut, malah berlanjutan selepas itu.

Saya mendapat input, khususnya dari Syaikh Abdul Rahim, tentang kesufian Syaikh, tawadhu’nya, peranan beliau dalam demonstrasi Kem David, peranan beliau dengan kerajaan Anuar Sadat, kebangkitan rakyat di Algeria, penghormatan rakyat Mesir kepada beliau, dan pelbagai lagi kisah yang umum tidak mengetahui. (InsyaAllah jika berkesempatan, suatu hari nanti saya ingin mencurahkannya di dalam tulisan).

Cuba lihat video di bawah sehingga tamat. Lihat bagaimana di hujung klip, beliau menasihati Presiden Muhammad Husni Mubarak yang terkenal diktatornya, tanpa sedikit pun rasa gentar, malah memegang bahunya, seperti seorang ayah menasihati anak. Beginilah ulama’ pejuang, sufi lagi haraki, yang sentiasa kita cari sepanjang zaman



Dan sesungguhnya aku (Sheikh Mutawalli Sya’rawi).. wahai Tuan Presiden, aku berdiri di sudut ini untuk menerima pahala dari Allah. Aku tidak menghabiskan sisa-sisa hidup aku menjadi munafiq. Aku tidak akan mempamerkan diri aku ini dengan perkara-perkara yang menipu. Tetapi aku ingin memberitahu satu perkara kepada umat semuanya. Sama ada daripada pihak kerajaan atau parti pembangkang ataupun penyokong dan bangsa. Aku meminta maaf jika aku ucapkan sesuatu yang kamu semua tidak suka. Aku ingin semuanya tahu bahawa kekuasaan itu di tangan Allah. Allah memberi kekuasaan kepada sesiapa yang Dia suka. Maka janganlah ada komplot untuk mendapatkan kekuasaan itu. Dan janganlah ada tipu helah (penipuan) untuk sampai kepadanya (kekuasaan). Allah Taala telah menceritakan dialog antara Namrud dan Nabi Ibrahim. Apa yang Allah Taala kata? “..Tidakkah engkau (pelik) memikirkan (wahai Muhammad) tentang orang berhujah membantah Nabi Ibrahim (dengan sombongnya) mengenai Tuhannya (sedangkan dia dalam kekafiran), kerana Allah memberikan orang itu kuasa pemerintahan (Namrud)…” – (Surah al-Baqarah:258, al Quranul Karim)

Maka kekuasaan itu Allah diberi kepada sesiapa yang dia mahu. Maka jangan kamu melakukan tipu helah terhadap Allah. Dan jangan kamu membuat komplot (penipuan) terhadap Allah. Kerana seseorang tidak akan mendapat kekuasaan di dalam kerajaan Allah kecuali dengan kehendak Allah. Kalau dia seorang yang adil, maka manusia akan mendapat manfaat dengan keadilannya. Dan sekiranya dia seorang yang zalim, maka dia menjadi hodoh dengan kezalimannya dan Allah akan menjadikannya buruk di dada-dada manusia. Maka disebabkan Allah menjadikan dia buruk di dada manusia, rakyat akan membenci setiap orang yang zalim walaupun dia tidak terlintas membenci pemerintah itu. Aku berkata kepada kamu sekalian, Alhamdulillah, telah jelas kebenaran pada kata-kata Tuhan berdasarkan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Bagaimana kita hendak mentafsirkan kata-kata Allah :“..Wayamkuruuna wayamkurullah..” (dan mereka merancang perkara yang jahat dan Allah juga turut merancang). Dan bagaimana kita hendak mentafsirkan kata-kata Allah :“..Innahum yakiidunakaidan wanakiiuunakaida..” (Sesungguhnya mereka membuat tipu daya dan Allah membuat tipu daya juga). Siapa yang terlintas di dalam kepalanya untuk menjadi pemerintah, aku nasihatkan supaya dia jangan meminta-minta. Akan tetapi menjadi kewajipannya menjadi pemerintah ketika mana dia dilantik. Sabda Rasulullah salallahualaihi wasalam;

“..Siapa yang dilantik untuk sesuatu perkara, maka dia akan ditolong oleh Allah. Dan sesiapa yang meminta-minta sesuatu perkara, maka perkara itu akan menjadi beban kepadanya..”.


Wahai Tuan Presiden, aku ingin katakan satu perkara kepada engkau, mungkin ini adalah pertemuan terakhir kita!(Sheikh Mutawalli Sya’rawi memegang bahu presiden Mesir dan berkata;) “..Jika nasib kami bergantung kepada engkau, moga-moga Allah memberi taufiq (menunjukkan kepada kamu jalan yang benar). Dan jika nasib kamu bergantung kepada kami, moga-moga Allah menolong kamu untuk menanggung beban (untuk menghadapi kami)..”.

Ulama’ mesti sentiasa berkata benar tak kira pada siapa, dan memahami kepentingan dakwahnya. Mana lebih patut didahulukan dari yang lain. Ada yang mengatakan kepada saya ulamak mestilah non-partisan dan bersikap bebas. Saya katakan, jika ulama’ tidak berpihak kepada kebenaran dan tidak menzahirkannya, bagaimana masyarakat umum boleh mencontohi dan mendukung kebenaran? Maka ulama mesti partisan. Ulamak mesti menunjukkan sokongan. Mesti menzahirkan “pihak”nya. Iaitu pihak kebenaran. Pihak yang memperjuangkan Islam, dan membenteras keboborokan kezaliman pemerintah.

Tuesday, March 22, 2011

jadual harian 2

ok..jika sebelum ini saya buat jadual kakas kasar saja...hari ini jadual tersebut perlu di perhaluskan sedikit kerana kerja saya banyak yang bertindih (oleh itu saya tidak menghadiri mesyuarat tahunan persatuan sarjana lanjutan hari ini)

Sebaik sampai ke sekolah dalam pukul 9.- terus buat kerja-kerja teknikal dan makmal

selepas lunch dalam pukul 2- menulis thesis chapter 1

selepas asar dalam pukul 5.30- balik rumah

Malam dalam pukul 10 (kalau rajin) - research jurnal dan continue writing...

Monday, March 21, 2011

LEDAKAN REAKTOR NUKLIR JEPANG


Krisis nuklir acapkali menimbulkan ketakutan. Saat bom atom pertama diciptakan, hingga nuklir ditemukan, manusia berada dalam ketakutan yang konstan. Ini yang dulu dikatakan oleh filsuf Hans Jonas sebagai “heuristik ketakutan”.

Demikian Junanto Herdiawan, warga Indonesia yang bermukim di Toyo, menuliskan pengalamannya di media sosial Kompasiana. Berikut laporan selengkapnya...

Saat krisis reaktor nuklir Fukushima 1 terjadi, saya juga dirambati oleh rasa takut itu. Jarak reaktor nuklir Fukushima dengan Tokyo hanya sekitar 200km. Dalam pikiran saya, sekiranya terjadi hal terburuk, kota Tokyo akan diterjang radiasi nuklir dalam hitungan jam. Makin hari, krisis juga terlihat makin tereskalasi, dan seolah tak terkendali. Berbagai ledakan dan lepasan radioaktif terus berlangsung.

Di sisi lain, media massa terus menerus memberitakan suasana yang mencekam. Saat dikatakan radiasi telah mencapai kota Tokyo, saya makin dilingkupi rasa takut. Keluarga di rumah, anak-anak yang masih kecil, dan terutama dampak radiasi yang mengerikan, menjadi alasan saya untuk takut. Belum lagi ditambah puluhan telpon dan sms dari kerabat di tanah air, yang pesannya sama, “Pulang sekarang juga, keadaan makin bahaya!!”

Media massa makin menyulut kepanikan. Hal itu turut dirasakan di Tokyo, khususnya para warga negara asing. Gelombang eksodus warga asing meningkat. Lapanganterbang Narita penuh oleh warga asing yang ingin pulang ke negaranya. Saya mencoba menghubungi sesama rakan warga asing di Tokyo. Rakan dari Perancis, Itali, Jerman, dan negara Eropah lainnya sudah mengungsi. Saat saya telpon kantor mereka, banyak yang sudah di luar Tokyo. Sementara kolega dari Cina, saat saya hubungi sudah mengungsi ke selatan. Hanya satu kolega dari Korea Selatan yang masih bertahan dan tetap bekerja.

Wajar apabila saya panik melihat kondisi seperti itu. Haruskah saya ikut lari, mengikuti kepanikan ratusan manusia lainnya. Haruskah saya panik, meninggalkan sahabat-sahabat Jepun saya di kantor, yang berulangkali meyakinkan saya bahwa keadaan aman. Haruskah saya mengungsi, semata hanya karena mempercayai apa yang dimuat di television.

Saya teringat ucapan PM Inggris Lloyd George tentang kepanikan di pasar keuangan, “financiers in panic do not make a pretty sight”. Dalam kepanikan kita kerap tak bisa berpikir jernih. Sayapun kemudian mencoba melihat keadaan di kota Tokyo. Hampir tidak ada tanda-tanda kepanikan di wajah orang Jepun. Mereka melakukan aktiviti seperti biasa. Aktiviti berjalan normal tanpa ada yang berubah signifikan. Kalaupun ada yang berbeda adalah karena pasokan listrik yang berkurang, sehingga terjadi penghematan listrik di banyak tempat, termasuk pengurangan operasi kereta api.

Selama minggu lalu, rekan-rekan analis Jepun bahkan masih mengajak diskusi, menelpon, seperti keadaan normal. Saya juga menerima telpon dari beberapa perusahaan dan bank Jepun yang mengatakan bahwa investor Jepun masih akan melakukan investasi di Indonesia. Mereka tidak menunjukkan tanda-tanda panik.

Mengapa mereka tidak panik?

Saat saya tanya, jawabnya adalah karena mereka percaya pada pemerintahnya. Orang Jepun percaya bahwa pemerintah Jepun akan melakukan yang terbaik dan selalu memikirkan rakyatnya. Jangankan untuk krisis nuklir, saat gempa dan seluruh transportasi mati di Tokyo saja, tiba-tiba di stasiun sudah dibagikan selimut dan air putih percuma. Beberapa vending machine otomatis percuma. Makanan juga tiba-tiba keluar entah dari mana.

Pemerintah Jepun sudah siap dengan berbagai kemungkinan. Apalagi untuk krisis nuklir, sangat tidak mungkin apabila pemerintah belum memikirkan kondisi terburuk. Alhasil, orang Jepun bekerja dan beraktiviti seperti biasa. Meski mereka juga pastinya waswas dengan perkembangan yang terjadi, tapi itu tidak ditunjukkan. Setiap bertemu, mereka saling mengobarkan semangat sesama untuk membangun kembali Jepun. Sama sekali tidak ada kepanikan seperti yang digambarkan di media.

1300515206258075520

Mahasiswa Nuklir di Situation Room KBRI Tokyo / foto Dheny Gusri

Saya juga percaya dengan apa yang dikatakan oleh sahabat saya, mas Kunta, kandidat PhD Nuklir di Jepun, yang mengatakan bahwa keadaan tak seburuk yang diberitakan media. Saya sempat ikut dalam pertemuan darurat nuklir di KBRI Tokyo, yang dipimpin oleh Dubes RI untuk Jepun, M Lutfi. Dari diskusi yang juga dihadiri para ahli nuklir tadi, kami berkeyakinan bahwa kondisi sampai saat ini masih aman, dan KBRI belum perlu melakukan evakuasi pada warga negara Indonesia.

Para mahasiswa nuklir tersebut, kami menyebutnya “The Nuclear Boys”, diberi ruang kerja di KBRI Tokyo untuk terus memantau dan melakukan update pada warga Indonesia akan kondisi reaktor nuklir Fukushima. Mereka akan memberikan sinyal alert sekiranya kita perlu melakukan evakuasi, yang menurut mereka sangat kecil kemungkinannya terjadi di Tokyo.

Saya seperti ikut kuliah nuklir saat mengikuti penjelasan para nuclear boys ini. Menurut mereka, apa yang dilakukan pemerintah Jepun saat ini sudah sesuai dengan prosedur pengamanan reaktor nuklir, karena reaktor nuklir dibangun dengan mempersiapkan keadaan terburuk yang mungkin terjadi.

Apa yang terjadi pada reaktor Fukushima ini dapat dikatakan apes. Rencananya reaktor ini akan ditutup pada bulan April 2011, karena usianya yang sudah lama (40 tahun). Namun siapa sangka, sebelum ditutup malah terkena tsunami.

Meski sudah berusia 40 tahun, reaktor Fukushima ini tetap menganut prinsip dasar pengelolaan reaktor nuklir yang dikenal dengan istilah 3C, yang berarti Control, Cool, dan Contain. Dalam kondisi apapun, termasuk bencana, reaktor nuklir harus selalu dapat di –Control. Dan fungsi Control ini terbukti bekerja baik. Hal ini terbukti saat gempa terjadi, seluruh reaktor berhenti (shutdown), yang mengurangi terjadinya risiko kebocoran.

Setelah berhenti, reaktor ini memerlukan kan langkah pendinginan (cooling). Langkah ini sebenarnya dapat dilakukan secara otomatik dengan pengepam listrik yang akan menyirami reaktor dengan air laut. Sayangnya, tsunami menghajar alat otomatik tersebut. Akibatnya proses pendinginan gagal. Inilah yang saat ini diributkan dan diberitakan di media. Inilah juga yang sedang dilakukan dan diperjuangkan oleh Jepun. Mereka berusaha mendinginkan reaktor tersebut. Langkah pendinginan itu mensyaratkan beberapa ledakan untuk mengurangi tekanan. Jadi ledakan-ledakan tersebut bukan tak terkendali, namun memang bagian dari proses pendinginan. Risikonya memang ada pelepasan radiasi ke udara.

130051530411375889

Reaktor Nuklir Jepun / beyond nuclear US

Meski pendinginan gagal, bahan radioaktif yang berbahaya masih tersimpan dalam tabung pengamannya (reactor vessel). Inilah fungsi C ketiga, atau Contain tadi. Bahan radioaktif berbahaya di reaktor Fukushima, tersimpan baik dalam berbagai lapisan tabung keselamatan. Hal ini berbeda dengan reaktor nuklir Chernobyl yang tidak memiliki vessel keselamatan dan tidak didinginkan dengan air, melainkan dengan graphite yang justru memicu api. Reaktor Chernobyl juga digunakan untuk keperluan tentera, sementara Fukushima untuk pembangkit energi. Oleh karena itu, di Chernobyl, material yang digunakan berbeda, materinya berbeda, dan cara penangannya juga berbeda. Jadi, bencana Chernobyl tidak mungkin terjadi di Fukushima.

Mengenai radiasi yang terjadi, bahan yang saat ini dilepaskan di udara adalah jenis cesium 137 dan iodine 131. Keduanya terbawa udara dan tertiup angin sampai di Tokyo. Namun semakin jauh zat ini dari pusatnya, ia semakin terurai dan tidak berbahaya. Inilah yang menjadikan pemerintah Jepun membuat radius evakuasi sepanjang 30 km. Sementara mereka mengatakan bahwa kota Tokyo masih aman.

Kemarin, radiasi di daerah Shinjuku Tokyo sekitar 0.089 microsievert (satuan pengukur radiasi). Sebagai perbandingan, angka radiasi itu kurang lebih sama dengan radiasi kalau kita makan 4 butir pisang. Jauh lebih kecil dari radiasi kalau kita naik kapal terbang, ataupun bekerja di depan komputer.

Dengan berbagai alasan yang sangat rasional tersebut, saya belum melihat alasan mengapa harus melakukan evakuasi dari Tokyo saat ini. Masyarakat Jepun tetap bekerja, dan kitapun harus tetap bekerja. Beberapa kerabat dan teman yang khawatir dengan kondisi kami, saya sarankan untuk sementara berhenti melihat television atau media yang kerap “lebay” dalam memberitakan keadaan di Jepun, khususnya terkait dengan krisis nuklir Fukushima.

Masalah pemerintah Jepun memang terletak pada upaya komunikasi mereka yang kurang baik. Orang Jepun terkenal hebat dalam perencanaan dan pelaksanaan, namun kerap memiliki masalah dengan komunikasi. Hal ini yang menyebabkan terjadinya banyak ketidakjelasan dalam penanganan krisis nuklir kali ini. Persis seperti saat krisis rem blong Toyota lalu, di mana mereka sangat lama dalam melakukan respons. Hal ini mungkin terkait juga dengan budaya mereka yang selalu ingin semuanya serba pasti sebelum berkata.

Terlepas dari itu, berdasarkan berbagai informasi tadi, dan juga melihat kegigihan orang-orang Jepun, ketangguhan rekan PPI, kesabaran rekan KBRI, dan teman Indonesia lain di Jepun, saya melihat memang belum ada alasan untuk melakukan evakuasi saat ini. Semoga keadaan ke depan akan lebih baik.

Salam

Sunday, March 20, 2011

penen

ya, mula2 kita siang-siangkan CA menjadi 3 bahagian->ekstrak-> jadi krud -> test mic mbc disk -> -ve ignore, positif -> test mechanism of action(????), what test? ...

how to chose the appropriate test? saya tengah penen membelek buku teks lama dalam perihal nak mencari ujian-ujian yang sepatutnya kerana segala kebanyakan ilmu pasal konsep ini dah berkarat...nak buat test kena gagah asas dulu... bimbang menjadi seperti apa orang puteh kata after years of struggling di kampus rupa-rupanya i bark on the wrong trees.

Thursday, March 17, 2011

Carta perbatuan

15 hb April.

Hantar separuh chapter 1 n chapter 2

30 April

Hantar abstrak

Thursday, March 10, 2011

Jadual harian saya yang baru

Malam , berlatih menulis stemet 2 jam la, sebab dengki dengan klon eric bana. kalau lebih itu bonus.

6 am kena bangun tak tidur lepas subuh dah. Kalau awal dari angka 6 juga bonus

pukul 8 terpaksa ke sekolah... masuk sesi pagi la pulak..sesi tengahari panas ooo...balik sekolah pukul 4.30 pm. lebih dari itu bonus lagi daa..

Ambik syehhhhh...lepas tu balik. MAKAN NASIK, basuh pinggan, basuh kain, mandi ketung ketang ketung ketang...pukul sepuluh...Malam lagi sambung menulis lagi...

JUMAAT SABTU CUTI...YAHOOO>>>InsyaALLAH...

Monday, March 7, 2011

Hasad dengki seorang binatang...




Sebelum sheikh wujud, tak pernah-pernah si sabu ni nak naik riba, kalau desperate kesejukan itu lain cerita, itu pun masa tetengah malam buta, celah riba abe mat. Aiseh, pertama kali sheikh di rumah, cepat-cepat melenggang berebut riba.

Thursday, March 3, 2011

KE SIAM

Di Selatan Thai, saya mempunyai ibu saudara dan sepupu sepapat yang baik hati. Hanya sekali saya ke daerah itu kerana ibu bapa saya mahu melawat datuk yang sakit.

Di sana, saya tidak peduli sangat urusan melawat datuk sakit. Sebaliknya seronok bermain dengan sepupu-sepupu yang lebih kurang sebaya. Maklumlah pada masa itu saya masih kanak-kanak ribena.

Kerana akal saya agak serap kenyal, jadi saya boleh mengingat sedikit sebanyak bahasanya. Huruf-huruf yang sebanyak 44 itu saya hafal agak lewat iaitu semasa menengah rendah (Sekarang sudah lupa kecuali 4 huruf yang atas dan beberapa huruf yang lain, ngaaa, ruginya).

Sekali itu sahaja sesi ziarah saya ke negeri orang. Memang saya terlalu rindukan mereka sehinggakan cita-cita untuk ke sana tidak pernah padam. Namun begitu, setiap kali saya nyatakan hasrat tersebut kepada ibu saya, dia melarang keras. Di sana tidaklah seaman negara kita, pistol bebas dalam kocek, bunuh membunuh perkara rutin, begitulah alasan ibu saya.


Sebaliknya saudara saya di sana selalu datang melawat Malaysia. Pada suatu malam semasa kami berkumpul beramai-ramai di rumah ibu saudara saya di salor, mereka bercerita perihal suasana tegang di sana. Entah bagaimana ibu saya menyatakan kebimbangan untuk kesana kerana keadaan itu. Maka ibu saudara saya yang kecil molek itu dengan tegas mengeluarkan satu kenyataan yang berbunyi

"Eii kak (Ibu saya), dengar sini. Allah kata; Qullan yusiibana illa maa kataballahulana...(sehingga akhir).

maksud dia (nya); tidak akan terima musibah ke atas kita kecuali apa yang telah Allah tuliskan (hingga akhir)..."


Beliau menambah lagi, kena yakin dengan apa yang tertulis dalam kitab Allah...pergilah ke mana-mana sekalipun kita akan
berasa aman.

Terkedu saya jadinya. Ibu juga nampak kagum/

Ibu saudara saya; walaupun hanya penoreh getah di selatan thai, tapi amat saya kagumi. Saya kagum kerana bukan sekadar dadanya berisi tetapi keyakinannya kepada rukun yang enam. Sedangkan saya hanya manis berkata-kata, ajak berperang belum tentu mara.

Dengan suara tegas ibu saudara saya membacakan ayat itu kepada kami, semarak semangat saya untuk ke sana semakin menjadi-jadi. Ketegasan itu juga menjadikan ayat tersebut melekat dalam otak saya sehingga hari ini.


p/s: aunty saya bilang, keretapi di sana free saja,,,tak payah bayor...